15 hours ago1 min read


KALTENG NETWORK, PALANGKA RAYA - Gereja Katolik Santo Matius Penginjil di Bintaro, Tangerang Selatan, tampil berbeda dalam perayaan Natal kali ini. Pohon Natal setinggi enam meter yang memukau pengunjungnya ternyata tidak terbuat dari bahan-bahan tradisional seperti biasanya. Sebaliknya, pohon tersebut dihiasi oleh sekitar 1500 botol ecobrick yang dikumpulkan dan dirakit oleh warga setempat.
Ecobrick, apa sebenarnya pengertian dari bahan yang menjadi ciri khas pohon Natal ini? Ecobrick merupakan bata yang terbuat dari pengisian plastik non-bisa terurai ke dalam botol plastik, menciptakan blok padat yang dapat digunakan kembali. Ide menggunakan ecobrick untuk menciptakan pohon Natal bukan hanya sekadar tren, tetapi juga upaya menciptakan keindahan Natal yang ramah lingkungan.
Warga sekitar Gereja Santo Matius Penginjil secara antusias ikut berpartisipasi dalam kegiatan ini. Mereka bersama-sama mengumpulkan botol plastik bekas dan mengisi plastik-plastik tersebut dengan material non-bisa terurai. Selanjutnya, botol-botol ecobrick tersebut diatur secara kreatif untuk membentuk struktur pohon Natal yang unik dan indah.
Pohon Natal berkelanjutan ini bukan hanya sekadar dekorasi visual, tetapi juga menyampaikan pesan lingkungan yang kuat.
Penggunaan ecobrick sebagai bahan utama menyoroti masalah sampah plastik yang semakin meningkat di lingkungan kita. Dengan mendaur ulang plastik menjadi bata padat, warga setempat turut berkontribusi dalam mengurangi jumlah limbah plastik yang mencemari lingkungan.
Dengan inisiatif kreatif seperti ini, Gereja Santo Matius Penginjil tidak hanya merayakan Natal dengan keindahan visual, tetapi juga menyuarakan kesadaran akan pentingnya menjaga keberlanjutan lingkungan. Sebuah langkah kecil yang diharapkan dapat menginspirasi masyarakat lebih luas untuk berkontribusi dalam melindungi alam kita. -red
Sumber Foto : Detiknews
Comentários