15 hours ago1 min read


KALTENG NETWORK, PALANGKA RAYA - PT Gagas Energi Indonesia, yang merupakan bagian dari PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS), menyoroti peran gas sebagai bahan bakar transisi dalam upaya menuju energi bersih di Indonesia. Menurut Direktur Utama Gagas Energi Indonesia, Muhammad Hardiansyah, gas bumi memiliki potensi besar sebagai bahan bakar alternatif untuk sektor transportasi, dengan pembakarannya menghasilkan emisi yang lebih rendah dibandingkan dengan minyak bumi.
Hardiansyah menjelaskan bahwa berdasarkan kajian terdahulu, penggunaan gas bumi sebagai alternatif bahan bakar memiliki dampak yang lebih ramah lingkungan. Misalnya, pembakaran satu liter gasoline dapat menghasilkan sekitar 2,4 kg emisi karbon dioksida, sementara pembakaran satu liter gas bumi hanya menghasilkan sekitar 1,8 kg emisi CO2. Hal ini disebabkan oleh kandungan oktan yang lebih tinggi dalam gas bumi, mencapai hingga 120, dibandingkan dengan BBM yang oktan tertingginya hanya sekitar 98. Dengan begitu, pembakaran gas bumi diyakini akan lebih bersih dan efisien.
Dengan mengurangi emisi karbon melalui penggunaan gas yang lebih bersih, Hardiansyah optimistis bahwa Indonesia dapat mencapai target Net Zero Emission pada tahun 2060. Dia juga menekankan bahwa semakin banyaknya penggunaan gas bumi akan membantu mewujudkan target pemerintah terkait net zero emission.
Peran gas bumi sebagai bahan bakar transisi merupakan langkah penting dalam mengurangi emisi gas rumah kaca dan mencapai tujuan energi bersih di Indonesia. Penggunaan gas bumi sebagai alternatif yang lebih ramah lingkungan perlu didukung oleh kebijakan yang memadai serta investasi dalam infrastruktur yang mendukung pemanfaatan gas bumi sebagai bahan bakar transportasi dan industri. Dengan demikian, Indonesia dapat bergerak menuju masa depan yang lebih berkelanjutan dalam hal energi. -red
Comments