top of page

Waspada, BPOM Temukan 49 Berformalin, 24 Positif Boraks dan 23 Positif Rhodamin Saat Uji Sampel Takjil

Updated: Mar 25

Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Taruna Ikrar saat ditemui di Jakarta, Selasa (4/3/2025)
Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Taruna Ikrar saat ditemui di Jakarta, Selasa (4/3/2025)

KALTENG NETWORK, PALANGKA RAYA – Badan Pengawas Obat dan Makanan dalam rangka melakukan pengawasan, turun kelapangan untuk mengambil sampel takjil dari 2.313 pedagang di 462 titik lokasi.


“Ada 4.862 sampel takjil yang diuji, hasilnya 98,6 persen dinyatakan memenuhi syarat, sehingga takjil tahun ini aman,” ucap Kepala BPOM, Taruna Ikrar di kantornya, Jumat (21/3/2025).


Tetapi, Taruna Ikrar menyampaikan masih kami temukan 96 sampel atau sekitar 1,9 persen mengandung bahan berbahaya, di antaranya 49 sampel positif formalin, termasuk mie kuning basah, teri nasi, rujak mie, cincau hitam, dan tahu sutra. Dilanjutkan dengan temuan 23 sampel positif rhodamin B yang ditemukan pada kerupuk rujak mie, pacar cina pink, kue mangkok, kue lapis merah, dan agar-agar pink.


Pengawasan ini dilakukan karena sebelumnya, BPOM menemukan sebanyak 35.534 produk pangan yang tidak memenuhi standar ketentuan dalam hasil intensifikasi pengawasan pangan menjelang Ramadhan dan Idulfitri tahun 2025 ini.


Taruna menyampaikan bahwa pentingnya pengawasan untuk mengantisipasi peredaran produk yang berisiko bagi masyarakat, terutama kegiatan belanja selama bulan puasa yang sedang meningkat.


Pengawasan memiliki fokus pada produk pangan yang tidak memiliki izin edar dan pangan kadaluarsa atau rusak. Untuk takjil sendiri, pengawasannya dapat meliputi bahan-bahan yang dipergunakan dalam prosesnya yang sering disalahgunakan seperti formalin, boraks, rhodamin, dan metanil yellow.


Dari 35.534 produk pangan yang ditemukan bermasalah, 19.795 item tanpa izin edar (55,7 persen), 14.300 item kadaluarsa (40,2 persen), dan 1.439 item rusak (4,1 persen). Produk-produk ini dapat ditemukan di berbagai sarana distribusi makanan, termasuk ritel modern, ritel tradisional, distributor, dan gudang importir, serta di internet.


Melalui temuan-temuan ini, Taruna menyampaikan agar masyarakat bijaksana dan tetap waspada berbelanja selama bulan puasa, baik berbelanja secara langsung ataupun melalui e-commerce. -red


Kommentare


bottom of page