top of page

Forum Puspa Murung Raya Mengadakan Sosialisasi tentang Penanggulangan Bullying

Updated: Nov 7

Forum PUSPA melakukan foto bersama siswa dan guru di tengah kegiatan sosialisasi di aula SMAN 1 Murung pada Jumat (19/7/2025)
Forum PUSPA melakukan foto bersama siswa dan guru di tengah kegiatan sosialisasi di aula SMAN 1 Murung pada Jumat (19/7/2025)

KALTENGNETWORK, PURUK CAHU - Forum Partisipasi Publik untuk Kesejahteraan Perempuan dan Anak (PUSPA) Kabupaten Murung Raya kembali menunjukkan perhatiannya pada perlindungan anak dan perempuan dengan menyelenggarakan sosialisasi tentang “Stop Bullying” di Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 1 Murung pada hari Jumat, 19 Juli 2025.


Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman para siswa mengenai bahaya perundungan yang kerap terjadi di lingkungan sekolah.


Menurut Ketua Forum PUSPA Murung Raya, Dina Maulidah, perundungan tidak hanya berdampak negatif terhadap kondisi mental korban, tetapi juga dapat menghambat proses belajar dan perkembangan anak.


“Perundungan seringkali diremehkan, padahal akibatnya bisa berlangsung lama. Oleh karena itu, kami mengimbau generasi muda untuk lebih sensitif dan peduli terhadap sesama. Lingkungan sekolah harus bebas dari perundungan, dan setiap anak berhak merasa aman serta dihargai,” tutur Dina Maulidah dalam sambutannya.


Sosialisasi ini diselenggarakan secara interaktif melalui diskusi yang melibatkan siswa untuk mengidentifikasi berbagai jenis perundungan dan cara mengatasinya.


Dina Maulidah, yang juga menjabat sebagai Wakil Ketua I DPRD Murung Raya, menjelaskan lima jenis perundungan, yaitu perundungan fisik (kekerasan langsung seperti memukul atau merusak barang), perundungan verbal (menggunakan kata-kata menyakitkan atau merendahkan), perundungan sosial/relasional (menyerang hubungan sosial dan reputasi korban secara terselubung), cyberbullying (perundungan melalui media digital), dan perundungan psikologis/emosional (menyerang emosi dan mental korban secara halus namun berkelanjutan).


“Perundungan dapat menyebabkan menurunnya kepercayaan diri, gangguan kecemasan dan depresi, prestasi akademik yang buruk, isolasi sosial, bahkan pikiran untuk menyakiti diri sendiri atau orang lain,” jelasnya.


Oleh karena itu, Dina Maulidah mengajak seluruh siswa untuk tidak mengabaikan perundungan, baik sebagai korban maupun saksi. Ia menyampaikan beberapa langkah penting, antara lain:


Pertama, berbicara dengan orang dewasa yang dipercaya dan melaporkan kejadian tersebut kepada guru, orang tua, atau pihak sekolah.


Kedua, berani mengatakan “tidak” ketika merasa terintimidasi dan menjaga batasan pribadi.


Ketiga, bersikap tegas namun tenang dalam menghadapi pelaku, tanpa melakukan kekerasan.


Keempat, membangun hubungan pertemanan yang positif untuk menciptakan lingkungan yang mendukung.


Kelima, tidak menjadi penonton pasif, melainkan mendampingi, membantu, dan melaporkan perundungan yang terjadi pada teman.


Ke enam, menggunakan media sosial secara bertanggung jawab dengan menghindari penyebaran konten negatif dan melaporkan akun yang melakukan perundungan.


Ia menekankan bahwa sekolah merupakan lingkungan penting bagi tumbuh kembang anak, sehingga penting untuk menciptakan suasana belajar yang sehat secara emosional dan sosial. “Forum PUSPA menggarisbawahi pentingnya komunikasi yang baik, empati, dan keberanian untuk melaporkan tindakan perundungan,” pungkas Dina Maulidah. -red



Comments


bottom of page