top of page

Pelaksanaan Operasi Zebra Jaya 2025: Ketahui Mekanisme dan Targetnya Mulai Dilaksanakan 17 Hingga 30 November

Operasi Zebra Jaya: Banyak pengendara motor ditilang karena tidak memakai helm saat melewati depan Stasiun Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Kamis (21/9/2023). Foto: kompas.com
Operasi Zebra Jaya: Banyak pengendara motor ditilang karena tidak memakai helm saat melewati depan Stasiun Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Kamis (21/9/2023). Foto: kompas.com

KALTENGNETWORK, JAKARTA – Korps Lalu Lintas (Korlantas) Polri resmi menggelar Operasi Zebra 2025 mulai Senin, 17 November 2025, hingga 30 November 2025. Operasi yang berlangsung selama dua pekan ini digelar serentak di seluruh Indonesia untuk menekan angka pelanggaran lalu lintas, mengurangi kecelakaan, serta meningkatkan kedisiplinan masyarakat menjelang periode libur Natal dan Tahun Baru (Nataru).


Kakorlantas Polri Irjen Agus Suryonugroho menjelaskan bahwa Operasi Zebra merupakan langkah awal untuk menciptakan kondisi lalu lintas yang tertib dan aman. Selain penindakan, aparat kepolisian juga menekankan pentingnya edukasi kepada masyarakat.


“Operasi Zebra menjadi tahapan awal untuk menyiapkan kondisi tertib di jalan raya sekaligus mengedukasi masyarakat agar disiplin berlalu lintas menjelang libur panjang Nataru,” ujar Agus.


Ia menambahkan bahwa operasi ini akan menyasar berbagai bentuk pelanggaran yang berkaitan dengan kedisiplinan berkendara, seperti penggunaan helm berstandar SNI, sabuk pengaman, hingga larangan melawan arus. Menurut Agus, perlindungan terhadap pejalan kaki turut menjadi prioritas utama.


“Pejalan kaki adalah simbol kemanusiaan di jalan raya. Mereka yang paling lemah harus dilindungi,” tegasnya.


Hunting System Diterapkan di Lapangan

Direktur Lalu Lintas Polda Metro Jaya, Kombes Komarudin, menyebutkan bahwa pelaksanaan Operasi Zebra 2025 dimulai setelah gelar pasukan pada Senin pagi. Ia menjelaskan bahwa tahun ini kepolisian menerapkan metode hunting system, yaitu patroli keliling untuk menindak pelanggaran secara langsung di jalan.


“Hunting system bukan lagi razia stasioner. Petugas akan berpatroli dan jika menemukan pelanggaran kasat mata, dapat langsung melakukan penindakan,” jelas Komarudin.

Operasi ini mengedepankan tiga pendekatan, yaitu:

  • 40% pre-emptive (penyuluhan dan edukasi),

  • 40% preventive (pencegahan),

  • 20% penegakan hukum berupa tilang.


Pelanggaran kasat mata yang berpotensi membahayakan keselamatan akan ditindak tanpa teguran. Termasuk di antaranya menerobos lampu merah, balap liar atau kecepatan berlebih, serta penggunaan knalpot brong. Sebanyak 2.939 personel gabungan, termasuk dari Polisi Militer TNI, dikerahkan untuk mendukung kelancaran operasi.



Direktur Lalu Lintas Polda Metro Jaya, Kombes Komarudin, menyampaikan bahwa Operasi Zebra 2025 mulai berjalan setelah gelar pasukan pada Senin pagi. Ia menjelaskan bahwa pola penindakan tahun ini menggunakan hunting system, yaitu patroli keliling untuk menemukan pelanggaran secara langsung, bukan razia stasioner seperti tahun-tahun sebelumnya.


“Hunting system itu bukan lagi razia di tempat. Petugas akan berpatroli dan jika menemukan pelanggaran kasat mata, bisa langsung melakukan penindakan,” jelasnya.


Menurut Komarudin, proporsi kegiatan operasi terdiri dari:

  • 40% pre-emptive (penyuluhan dan edukasi),

  • 40% preventive (pencegahan),

  • 20% penegakan hukum berupa tilang.


Jenis Pelanggaran yang Menjadi Sasaran Operasi Zebra 2025


Pelanggaran Kendaraan dan Pengemudi

  • Tidak memakai helm berstandar SNI

  • Tidak menggunakan sabuk pengaman

  • Melawan arus

  • Pengendara di bawah umur

  • Menggunakan ponsel saat berkendara

  • Berkendara di bawah pengaruh alkohol

  • Menerobos lampu merah

  • Balap liar atau kecepatan berlebih

  • Menggunakan knalpot brong


Pelanggaran Administratif

  • Tidak memiliki atau tidak memasang TNKB

  • Penggunaan TNKB rahasia atau milik kedutaan


Tujuan Pelaksanaan Operasi

Polri berharap Operasi Zebra 2025 dapat:

  • Menurunkan angka kecelakaan lalu lintas

  • Mengurangi pelanggaran kasat mata

  • Mendorong kedisiplinan masyarakat

  • Menciptakan kondisi jalan yang aman saat puncak arus liburan Nataru


“Polisi bukan semata menilang, tetapi mengingatkan agar keselamatan menjadi prioritas,” tutup Irjen Agus. -red



Comments


bottom of page